CTL ( Contextual Teaching Learning )

Usaha meningkatkan keaktifan belajar siswa didalam kelas sangat penting untuk dilakukan oleh para guru. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan fokus siswa agar dapat menerima pelajaran dengan baik. Dengan siswa yang aktif maka fokus mereka terhadap pelajaran pun akan meningkat sehingga mereka mudah memahami apa yang diberikan oleh guru. Selain itu, siswa yang aktif dalam pembelajaran akan membuat pelajaran lebih efektif dan menyenangkan.

Proses belajar mengajar yang efektif perlu  adanya  cara berpikir secara  terarah dan  jelas akan apa yang dipelajari. Dengan banyak permasalahan-permasalahan yang muncul, perlu adanya pembaharuan-pembaharuan di lingkungan pendidikan yang mengarahkan pembelajaran agar siswa dapat  selalu  aktif. Disinilah peranan pendidikan memberikan suatu konsep cara belajar yang efektif.

Pendidikan  dalam  era  modern  semakin  tergantung  tingkat  kualitas. Antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai  sumber yang  tersedia  mengatasi  permasalahan  yang  dihadapi  siswa  untuk  mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa.

Untuk meningkatkan  keaktifan belajar matematika siswa  tidaklah mudah, sebab  dalam  kegiatan  belajar  mengajar  di  lingkungan  sekolah  sering  di jumpai  beberapa  masalah  antara  lain  :  (1)  Hampir  tidak  ada  siswa  yang mempunyai inisiatif untuk bertanya pada guru (kurang aktif bertanya). (2) Sibuk menyalin apa yang di tulis  dan  di  ucapkan  guru.  (3)  Apabila  ditanya  guru  tidak  ada  yang  mau menjawab tetapi mereka menjawab secara bersamaan sehingga suaranya tidak jelas.  (4)  Siswa  terkadang  ribut  sendiri  waktu  guru  menerangkan  atau mengajar.

Rendahnya keaktifan siswa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. Faktor dari guru misalnya tidak adanya dorongan dan motivasi dari guru untuk membimbing siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan. 2. Dari siswa misalnya perasaan takut dan malu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan, perasaan tidak PD akan jawabannya sendiri, dan lain-lain.

Akar penyebab yang paling dominan menyebabkan ketidak aktifan siswa adalah pada diri siswa sendiri. Mereka terkadang hanya malu dan takut untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Ketidakberanian mereka membuat mereka enggan untuk menjawab ataupun berperan aktif dalam pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar guru matematika  seharusnya mengerti bagaimana memberikan stimulus sehingga siswa mencintai belajar matematika dan  lebih  memahami  materi  yang  diberikan  oleh  guru,  serta  mampu mengantisipasi  kemungkinan-kemungkinan  muncul  kelompok  siswa  yang menunjukkan  gejala  kegagalan  dengan  berusaha  mengetahui  dan  mengatasi faktor yang menghambat proses belajar siswa.

Keberhasilan  proses  belajar mengajar  pada  pembelajaran matematika dapat  diukur dari  keberhasilan  siswa  yang mengikuti  kegiatan  pembelajaran tersebut. Keberhasilan  itu  dapat dilihat  dari  tingkat  pemahaman,  penguasaan materi  serta  prestasi  belajar  siswa.  Semakin  tinggi  pemahaman  dan penguasaan  materi  serta  prestasi  belajar  maka  semakin  tinggi  pula  tingkat  keberhasilan  pembelajaran. Namun  dalam  kenyataannya  dapat dilihat bahwa prestasi  belajar  matematika  yang  dicapai  siswa  masih  rendah.  Perkaitan dengan  masalah  tersebut,  pada  pembelajaran  matematika  juga  ditemukan keragaman  masalah  sebagai  berikut:  1)  keaktifan  siswa  dalam  mengikuti pembelajaran  masih  belum  nampak,  2)  para  siswa  jarang  mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta agar  siswa bertanya  jika ada hal-hal  yang belum  atau kurang paham, 3) keaktifan siswa mengerjakan  soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih kurang, 4) kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas.

Dalam  pengajaran  matematika  diharapkan  siswa  benar-benar  aktif, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang apa yang dipelajari akan lebih  lama  bertahan.  Suatu  konsep  akan  mudah  dipahami  dan  diingat  oleh siswa  bila  konsep  tersebut  disajikan  melalui  prosedur  dan  langkah-langkah yang  tepat,  jelas  dan  menarik  keaktifan  siswa  mempengaruhi  keberhasilan dalam belajar.

Pembelajaran  Matematika  perlu  diperbaiki  guna  meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa. Usaha ini dimulai dengan pembenahan proses pembelajaran  yang  dilakukan  guru  yaitu  dengan  menawarkan  suatu pendekatan  yang dapat meningkatkan  kemampuan  siswa. Salah  satu  caranya yaitu dengan pendekatan metode CTL (Contextual Teaching Learning).

Contektual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendidikan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan mereka.

Pembelajaran yang demokratis akan menciptakan iklim yang kondusif bagi siswa untuk berpartisipasi aktif, ikut serta secara aktif dan turut serta dan berbuat  ke  arah  tujuan  yang  sama.  Penerapan metode CTL  dalam Matematika tidak bisa dipisahkan dari penerapan matematika dalam berbagai situasi nyata. Dengan  demikian  metode CTL  menjadi  sangat  penting  dalam meningkatkan kemampuan untuk menerapkan Matematika.

Oleh  karena  itu  untuk  meningkatkan keaktifan  siswa  dalam  pembelajaran  matematika  melalui  pendekatan metode CTL  dapat  menggunakan  adanya  kerja  sama  antara  guru matematika  dan  peneliti  yaitu  melalui  Penelitian  Tindakan  Kelas.  Proses  Penelitian  Tindakan Kelas  ini  memberikan  kesempatan  kepada  peneliti  dan guru  matematika  untuk  mengidentifikasi  masalah-masalah  pembelajaran  di sekolah,  sehingga  dapat  dikaji,  ditingkatkan,  dan  dituntaskan.  Dengan demikian proses pembelajaran matematika  yang menerapkan metode CTL dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Comments

Popular Posts